Damaskus – Infopalestina: Anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Izet Rasyq menyerukan Mahmud Abbas, kepala otoritas Palestina di Ramallah, agar mengambil keputusan meninggalkan semua sikap politik di dalam otoritas Palestina dan PLO.

Rasyq menjelaskan bahwa keputusan pergi ke perundingan langsung di Washington “tidak mencerminkan kehendak publik rakyat Palestina dan kekutan-kekuatan politiknya.” Dia mengatakan, “Yang jelas Mahmud Abbas dan kelompoknya dengan pergi ke perundingan langsung, sesungguhnya mereka pergi mewakili minoritas. Sama sekali tidak mewakili rakyat Palestina. Karena mayoritas kekuatan rakyat Palestina menolak perundingan dan mengecam keikutsertaan di dalamnya. Mereka menilai perundingan hanya membantu penjajah. Inilah yang ditegaskan 11 faksi Palestina, termasuk di dalamnya 3 faksi terbesar di PLO, yang menyerupai konsensus nasional Palestina mengecam dan menolak perundingan ini.”

Rasyq menyatakan bahwa keputusan ikut serta dalam perundingan langsung dengan entitas penjajah Zionis bertentangan dengan keinginan rakyat Palestina. Keputusan itu mencerminkan besarnya tekanan Amerika dan Israel terhadap Abbas dan kelompoknya. Dia mengatakan, “Kepergian Abbas ke perundingan tanpa mewakili mayoritas kekuatan rakyat Palestina, sekali lagi menegaskan bahwa kepergian ke perundingan adalah kerena dia tunduk pada persyaratan Zionis dan Amerika. Untuk itu dia tidak amanah terhadap isu Palestina dan konstantanya.”

Berdasarkan hal itu, Rasyq meminta Abbas mundur. Dia mengatakan, “Selama Abbas dan kelompoknya tidak mampu berjuang menghadapi tekanan Zionis dan Amerika, tidak mampu melindungi konstanta rakyat Palestina, maka saya serukan kepada Abbas untuk mundur, setelah otoritasnya berubah menjadi alat tangan penjajah yang digunakan untuk memblokade rakyat Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta mendongkel rakyat Palestina dari tanah Palestina 1948 dan bekerja di bawah payungnya melakukan yahudisasi al Aqsha.” (asw)